Menurut PSAK No.1
Tahun 2015, definisi laporan keuangan adalah dokumen terstruktur yang berisi
catatan posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Secara umum, orang
mengenal laporan keuangan sebagai ringkasan seluruh
transaksi bisnis yang pernah terjadi dalam suatu periode.
Bagi pelaku usaha,
keberadaan laporan keuangan ini begitu penting
guna membangun bisnis yang sehat. Selain itu, catatan keuangan juga
dapat berperan sebagai alat untuk mengevaluasi bisnis, mengambil keputusan,
mendatangkan investor, hingga menentukan pajak. Untuk membuat laporan keuangan,
berikut sejumlah cara yang perlu Anda perhatikan.
●
Mulailah dengan Mengumpulkan
serta Mencatat Transaksi pada Jurnal
Dalam dunia akuntansi,
jurnal dikenal sebagai dokumen yang berisi catatan setiap transaksi bisnis yang
pernah terjadi. Transaksi bisnis sendiri banyak jenisnya, ada transaksi
penjualan produk, transaksi pembelian bahan baku, transaksi penukaran barang,
hingga transaksi sewa menyewa.
Bila bisnis Anda
pernah melakukan transaksi di atas, cobalah untuk mengumpulkan bukti transaksi
seperti kuitansi atau faktur. Setelah bukti terkumpul, baru kemudian catat
seluruh transaksi secara rinci pada jurnal. Nantinya, jurnal ini akan menjadi
penghubung antara transaksi dengan buku besar serta siklus akuntansi lainnya.
●
Masukkan Jurnal ke Buku Besar
Secara teknis, Buku
Besar(General Ledger) merupakan
dokumen yang berisi catatan perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu akun
karena adanya transaksi keuangan dalam suatu periode akuntansi. Dengan kata lain,
fungsi dari Buku Besar adalah meringkas semua data transaksi yang tertulis di
jurnal umum.
Memasuki akhir
periode, Buku Besar dibutuhkan sebagai sumber data untuk membuat laporan
keuangan perusahaan. Nah, Fokus pada tahap kedua ini adalah memindahkan transaksi
yang sudah didokumentasikan di jurnal ke akun-akun yang sesuai dengan rinci.
●
Buatlah Neraca Saldo
Setelah menyusun buku
besar, tahap selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Apa itu?
Neraca saldo disusun
untuk mengetahui keseimbangan antara jumlah debit dan kredit pada akun-akun
yang ada di Buku Besar. Oleh karena itu, setelah membuat Buku Besar, Anda perlu
mengelompokkan daftar rekening yang ada di Buku Besar ke dalam kategori pasiva
atau kategori aktiva.
●
Kumpulkan Data untuk Menyusun
Jurnal Penyesuaian
Tak menutup
kemungkinan, dalam menjalankan bisnis bisa saja ada kemungkinan transaksi belum
tercatat atau transaksi terjadi di akhir pembuatan laporan keuangan. Alhasil,
perhitungan yang telah dilakukan pun menjadi tidak valid karena ada transaksi
yang belum diproses. Bila terjadi kasus seperti ini, silakan kumpulkan seluruh
transaksi yang belum tercatat sebagai bahan untuk membuat jurnal
penyesuaian.
●
Buatlah Neraca Lajur
Neraca lajur dibuat
untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan. Dalam penyelenggaraan
sistem akuntansi secara manual, dokumen neraca lajur memuat kolom-kolom berisi
neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo sesudah penyesuaian, neraca,
perhitungan laba rugi.
Di sisi lain, neraca
lajur juga bisa digunakan sebagai alat untuk mengecek kesalahan yang mungkin
terjadi ketika Anda melakukan penyesuaian.
●
Susun Laporan Keuangan
Bila ke lima proses di
atas telah selesai dilakukan, barulah kemudian Anda bisa membuat laporan
keuangan yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, hingga laporan
perubahan modal. Keberadaan laporan keuangan sendiri terbilang penting bagi
sebuah bisnis.
Melalui catatan
keuangan, pelaku usaha bisa mengetahui bagaimana bisnisnya berkembang serta
dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Sementara bagi
investor, laporan keuangan menjadi bahan pertimbangan utama untuk
mengalokasikan uangnya ke perusahaan tersebut.
●
Biar Lebih Praktis Manfaatkan
Software Akuntansi
Saat ini, sebagian
besar operasional bisnis dilakukan secara komputerisasi. Bila kesulitan untuk
membuat laporan keuangan, Anda dapat menggunakan software akuntansi yang banyak beredar di pasaran.
Di samping mudah
digunakan, pembuatan catatan keuangan melalui software akuntansi bisa meminimalisasi risiko kehilangan,
kebakaran, dan kerusakan. Selain itu, pemakaian software akuntansi biasanya dapat dilakukan dimana dan kapan saja
sehingga tidak perlu berada di kantor untuk membuat laporan keuangan.
Demikian 7 cara mudah
membuat laporan keuangan yang bisa Anda praktekkan. Melalui laporan tersebut,
Anda bisa memantau secara real time
bagaimana kondisi keuangan dan prediksi masa depan bisnis yang Anda rintis.
Miliki laporan keuangan yang lebih
terorganisir, karena dengan laporan yang lengkap kamu dapat menjadikan laporan
tersebut sebagai salah satu alat untuk mengajukan pinjaman modal usaha untuk
mempermudah proses pengembangan usahamu.
Apabila membutuhkan pinjaman modal usaha,
Anda dapat mengajukannya melalui perusahaan Fintech
Lending seperti platform Peer to Peer (P2P) Lending Akseleran. Dengan
memiliki laporan keuangan yang baik kesempatan untuk mendapatkan pinjaman modal
usaha juga akan terbuka lebih lebar.
Ajukan Pinjaman
Sekarang dengan Agunan yang Fleksibel
Akseleran telah
membantu ribuan UKM untuk terus mengembangkan usahanya. Anda dapat mengajukan
pinjaman mulai dari Rp75 juta hingga Rp2 miliar dengan persyaratan dan agunan
yang fleksibel serta bunga yang kompetitif.
Ajukan pinjaman untuk
UKM Anda sekarang! Anda bisa menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke
[email protected] Untuk info lebih lanjut bisa mengunjungi website kami.
Kembangkan Dana Sekaligus
Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM
Bersama Akseleran!
Bagi kamu yang ingin
membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya.
Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 21% per
tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.
Gunakan kode … saat
mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk
syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke
[email protected]
Tidak ada komentar